Selasa, 09 November 2010

HIPERLIPIDEMIA

HIPERLIPIDEMIA

Hiperlipidemia atau disebut juga dislipidemia yaitu keadaan dimana kadar lemak didalam darah meningkat diatas batas normal. Lemak yang mengalami peningkatan ini meliputi kolesterol, trigliserida atau dapat keduanya. 

Sebenarnya lemak sangat penting untuk menjunjang fungsi sel dan digunakan sebagai sumber energi, pelindung badan, pembentukan sel, sintetis prekursor prostaglandin.
Kolesterol LDL mempunyai efek melindungi jantung karena berperan dalam mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati untuk kemudian dikeluarkan melalui empedu. Low Density Lipoprotein (LDL) akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang  Secara klinis LDL yang mengangkut lebih kurang 70-80% dari kolesterol total lipoprotein yang paling penting dalam menimbulkan ateskleroris yang dapat mengakibatkan gangguan kardovaskular dikemuian hari.
Sedangkan Lipoprotein yang tinggi (HDL) dapat menghilangkan kolesterol yang berlebihan dalam darah dan otak, lipoprotein juga dapat menyerap kolesterol pada plak yang menempel di dinding arteri. Salah satu faktor terpenting yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner adalah kandungan HDL yang rendah dalam tubuh. Kandungan lipoprotein yang rendah dapat membawa banyak kolesterol di dalam darah. LDL yang berlebihan mengakibatkan penggumpalan kolesterol pada dinding arteri dan membentuk plak arteroma.

Penyebab Hiperlipidemia

Hiperlipidemia disebabkan adanya lemak nabati / kolesterol yang terlalu tinggi.
Jika kalori dalam makanan yang dikonsumsi melebihi dari batas yang diperlukan
oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan tersimpan di dalam otak dalam bentuk
trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut menyebabkan kandungan lemak
dalam darah meningkat.
Penyebab meningkatnya kolesterol & triglicerida diantaranya :
a.      Obesitas atau kelebihan berat badan
b.      Merokok
c.      Kurang olahraga diangap sebagai penyebab utama hiperlipidemia
d.      Sirosis
e.      Diabetes
f.        Hipofungsi kelenjar tiroid (Hipertiroidisme)
g.      Hiperfungsi kelenjar pitutiari
h.      Gagal ginjal kronik
i.         Pofiria
j.         Penyalah gunaan alkohol akut
k.       Pengunaan obat-obatan tertentu seperti obat KB, stereoid anabolik, kortikostiroid
l.         Faktor keturunan dengan ciri-ciri kelebihan lemak secara abnormal didalam darah dan di umur masih tergolong muda terserang penyakit jantung koroner.
m.    Keadaan tertekan, berpikir terlalu banyak juga akan meningkatkan kandungan lemak dalam darah

Penunjang diagnosa
Untuk mengetahui adanya hiperlipidemia dapat dilakukan deteksi dini terhadap penyakit ini yaitu dengan melakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Pemeriksaan lipid perlu dilakukan bila ada indikasi tertentu seperti adanya faktor keturunan, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kegemukan, alkohol, kebiasaan merokok, gagal ginjal, pankreatitis akut, kolesterolis, penggunaan obat-obat kontasepsi, hipotiroidisme.

Secara umum pria mempunyai resiko terkena penyakit jantung koroner lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita. Pada pria pertengahan usia 35-36 tahun biasanya mempunyai berat badan berlebih dan gangguan metabolisme membutuhkan terapi intensif untuk menurunkan kadar LDL.
Sedangkan pada wanita resiko terjadinya penyakit jantung koroner biasanya pada usia 65 tahun. Pada usia yang lebih muda yaitu pria 25-35 tahun dan waita 20-45 tahun jarang terserang penyakit jantung koroner kecuali mereka yang mempunyai beberapa faktor resiko seperti adanya faktor keturunan, perokok berat, atau diabetes melitus. Walaupun penyakit jantung koroner jarang terjadi pada usia muda tetapi aterosklerosis pembuluh darah kororer dapat ditemukan sejak dini.
Oleh karena itu perlu identifikasi faktor resiko pada dewasa muda dan intervensi sejak dini terhadap peningkatan kadar kolesterol LDL dengan mulai mengubah kebiasaan yang tidak baik, hal ini merupakan tindakan pencegahan yang penting.

Gejala dan tanda

Gejala ataupun tanda adanya hiperlipidemia diantaranya :

  • Timbul nodul lemak pada kulit (xanthoma) yang merupakan deposit dari penumpukan kolesterol pada kelopak mata (Xanthelasma)
  • Nyeri berat pada abdomen. Perlu dicatat bahwa hiperlipidemia seringkali tidak menimbulkan gejala apapun tetapi dapat mengakibatkan pankreatitis.
  • Pembesaran hati dan yang menyebabkan nyeri abdomen atau usus dua belas jari.
  • Pada hiperkolesterolimia yang disebabkan karena faktor keturunan disertai riwayat infa miokard dalam keluarga dan nyeri dada (angina) ini merupakan gejala dari penyakit jantung koroner.
  • Aterosklerosis dapat menyebabkan infark jantung sehingga terjadi spasme pembuluh darah arteri yang menuju jantung. Akibatnya suplai oksigen tidak mencukupi akhirnya menyebabkan kerusakan otot jantung.

Anjuran

Untuk menghindari hiperlipidemia dianjurkan :
  • Berhenti merokok
  • Hindari minuman berakhohol
  • Olahraga secara teratur, gaya hidup sehat dengan diet rendah lemak dan kolesterol, buah-buahan dan sayuran serta makan berserat harus ditingkatkan.
  • Penderita kegemukan usahakan mengurangi berat badan sampai batas normal.
  • Konsumsi minyak ikan yang mengandung asam lemak omega 3 pada beberapa kasus dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah juga makanan yang mengandung serat.
  • Jika memiliki riwayat hidup hiperlipidemia dalam keluarga periksalah kolesterol darah secara berkala. Hal ini untuk menghindari terjadinya berbagai komplikasi yang tidak diinginkan.
  • Pengobatan dispidemia merupakan pengobatan jangka panjang oleh karena itu diagnosa harus ditegakkan secara hati-hati. Pengobatan selalu dimulai dengan cara non farmakoloid bila tidak berhasil baru digunakan obat-obatan hipolipidemik
  • Lakukan diet rendah lemak yakni kurang dari 15% dari pemasukan kalori
  • Konsumsi obat untuk menurunkan kadar trigliserida yaitu fibrat atau asam nikotinat.


Dari berbagai sumber